Archive for April, 2009

Praktikum Pengantar Sistem Telekomunikasi atau yg lebih akrab dikenal dengan sebutan Praktikum PST… merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro yang bersifat praktik. Melalui praktikum ini diharapkan semua mahasiswa semester II dapat mengenal lebih awal dan memahami lebih dalam pembelajaran yang didapatkan sebelumnya secara teori melalui mata kuliah Pengantar Sistem Telekomunikasi.

Telekomunikasi Multimedia

Logo Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia, Elektro ITS

Laboratorium Jaringan Telekomunikasi atau yang lebih akrab disebut Lab B301, merupakan salah satu laboratorium yang memfasilitasi praktikum ini. Oleh sebab itu, lab ini dikenal paling eksis dan aktif dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum dari keempat laboratorium telekomunikasi lainnya di Jurusan Teknik Elektro ITS. Tidak hanya paling eksis, lab ini juga selalu paling banyak menerima jumlah praktikan di tiap semesternya. Untuk semester ini saja (Semester Genap Kurikulum 2008/2009) Praktikum PST diikuti oleh sekitar 190 praktikan. Angka yang terbilang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan dua kali jumlah praktikan dari praktikum yang ada pada umumnya di Elektro ITS.

Untuk itulah perlu dibentuknya suatu kelompok Asisten Praktikum PST yang membantu dalam mengkoordinir dan membimbing praktikan dalam mata kuliah tersebut secara langsung. Salah satu istimewanya adalah Asisten Praktikum PST yang dibentuk bukanlah dari kalangan Dosen maupun Asisten Dosen melainkan dari kalangan mahasiswa Bidang Studi Telekomunikasi itu sendiri, mahasiswa angkatan III, IV dan V yang telah diakui jaminannya dan lulus seleksi menjadi Asisten Praktikum PST. 😀

Asisten Praktikum PST

Asisten Praktikum PST

Tidak hanya calon Asisten Praktikum PST saja yang melalui seleksi, praktikan (peserta praktikum) pun juga diharuskan mengikuti seleksi yang dikenal dengan Pretest Praktikum PST. Hanya peserta yang mengikuti dan lulus pretest lah yang mempunyai kesempatan untuk mengikuti praktikum ini. Yang kuat yg menang dan yang lemahlah akan binasa… (wiuh menakutkan ya…), ya setidaknya kita juga telah mengajari sejak dini bagaimana hidup bersaing dan kompetitif agar selalu belajar survive di lingkungannya. Adapun hal-hal yang diujikan sebenarnya tidak lah jauh dari apa yang teman-teman calon praktikan dapatkan teori sebelumnya di mata kuliah Pengantar Sistem Telekomunikasi.

Berikut suasana ketika pretest sedang berlangsung :

img_2669

img_26551 img_26201new

Adapun mengenai kegiatan Praktikum PST itu sendiri, banyak sekali…. ada berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan guna mendukung ilmu yang diberikan. Diantaranya kegiatan praktik di dalam lab hingga kegiatan asistensi (mentoring) berupa bimbingan ketika praktikum dan pasca praktikum untuk setiap percobaan yang diberikan.

Suasana Diskusi di Lab

Suasana Diskusi di Lab

Ada lima macam percobaan yang diberikan pada Praktikum PST ini, diantaranya mengenai Digital Transmission, Pulse Code Modulation, Double Side Band, Modulasi dan Demodulasi Frekuensi, serta Digital Switching. Selain itu berbagai percobaan di atas, para praktikan juga diberikan berbagai tugas yang berhubungan dengan dunia telekomunikasi lainnya agar mereka dapat menguasai dan menambah wawasan dengan dunia teknologi telekomunikasi sesungguhnya di luar, terutamanya teknologi yang sedang berkembang saat ini. Karena harapan kita mereka tidak hanya pandai dalam teori, akan tetapi hebat dalam praktik dan lebih-lebihnya kreatif akan menemukan inovasi baru dalam dunia teknologi. Amin.

Salam,

Koordinator Praktikum PST 2008/2009

Koordinator Praktikum PST 2008/2009 - ARIF FIRMANSYAH

09 April 2009, Tanah airku.

Pemilu 2009Pada hari ini seluruh rakyat di bangsaku, sedang merayakan pesta demokrasi. Iya… Pemilu 2009, Pemilihan Calon Legislatif. Pemilihan yang diikuti dengan 34 partai politik (parpol), dan 11.868 calon legislatif seluruh indonesia, jumlah yang terbilang tidak sedikit.

Tidak terasa, ternyata 5 tahun sudah bangsa ini saatnya membutuhkan generasi penerus baru, dan pada saat inilah kita bersama-sama menentukannya. Ayo bersama-sama kita habiskan waktu 5 menit di TPS, untuk menentukan generasi penerus bangsa 5 tahun ke depan, sebab tidak memilih (Golput) sama halnya dengan tidak mau tahu akan nasib bangsa sendiri 5 tahun ke depan.

Ayo rek…! Karena kita semua yakin bahwa Harapan itu masih ada

1 April 2009, Sidoarjo – Surabaya

Tidak seperti biasanya hari ini aku pergi ke kampus dengan menggunakan kereta api, maklum saja memang rumahku lumayan jauh dari kampus atau sekitar 45-60 menit perjalanan jika menggunakan sepeda motor. Bahkan tidak seperti biasanya pula kalau naik kereta api, aku memakai Kereta Api Penataran menuju Surabaya, karena biasanya aku memakai Kereta Api Komuter yang khusus melayani jurusan Sidoarjo – Surabaya. Dengan berbekal uang Rp 3.500.- aku sudah dapat merasakan bagaimana rasanya pengalaman naik dengannya.

Potret Kereta Kelas Ekonomi

Potret Kereta Api Kelas Ekonomi

Banyak yang beranggapan bahwa kereta api penataran, atau sejenis kereta api kelas ekonomi lainnya adalah kereta api yang sangat tidak menyenangkan karena dikenal dengan penuh sesaknya, suasana yang kumuh dan kotor, ramai dengan hiruk pikuknya penumpang yang tiba-tiba menjelma menjadi penjual dalam gerbong, penuh tindakan kriminal dan bahkan hal-hal negatif lainnya.

Tapi menurut sejauh pengamatanku selama di gerbong anggapan negatif itu perlahan-lahan menjadi luntur tertelan oleh waktu, malahan dengan naik kereta api kelas ekonomi seperti Kereta Api Penataran adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan ingin aku ulangi. Koq bisa ya…?

Iya bisa, kalau gk percaya coba saja.

Ketika berada di dalam gerbong, di dalam hatiku langsung berkata “Oh…. Inikah kehidupan masyarakat kecil di Bangsa ku…?”. Bukan karena perasaan tidak suka dengan penampilan orang-orang disana, atau juga tidak mendapatkan tempat duduk, tetapi karena perasaan yang haru… “Oh… seperti inikah cara mereka ‘bertahan’ di kehidupan yang ‘keras’ dan gaya mereka ‘berinteraksi’ di kehidupan yang ‘dinamik’…?”

Tidak lama ketika sesaat kereta berangkat, terdengar teriakan pedagang yang pertama kukira penumpang dengan menawarkan dagangnya “BREM… 2ribu… 2ribu….”, meskipun kereta ini bukan dari Madiun atau menuju Madiun sebelumnya. Tidak lama kemudian datang lagi dari gerbong sebelah “Kacang… kacang…. seribu…” dan banyak lagi yang lainnya. Anehnya cara menawarkan barang pun tidak seperti biasanya, mereka menawarkan dengan cara membagikannya terlebih dahulu ke penumpang, sekilas aku kira itu adalah gratis, karena diberikan dan kemudian ditinggal. Akan tetapi tidak lama kemudian mereka datang mengambil kembali barang dagangan yg sudah mereka bagikan…. Tidak mungkin di kereta ini tidak aman kalau mereka berani menawarkan barang dagangannya dengan cara seperti itu… Bahkan lebih- lebih ada yang membiarkan barang dagangannnya di dalam kereta di sudut pojok gerbong tanpa penjagaan sekalipun dari si pedagang, karena juga mengingat banyaknya dagangan yang dibawa. Wah ini kereta barang apa penumpang ya…? tapi memang seperti itulah kehidupan di sana…

Lepas dari itu… secara tidak sengaja aku juga merasa tertarik untuk mengamati orang-orang disekitarku… mereka mengobrol satu sama lain, bercerita tentang anaknya, bercanda dan pengalaman lainnya dengan sangat akrabnya. Tidak tua, tidak muda, dan tidak pula anak-anak, semuanya saling berinteraksi satu sama lain. Bahkan seorang kakek yang sedang mengasuh cucunya pun di sebelahku masih sempat-sempatnya menyapaku dan mengajak berbicara… kebetulan dia waktu itu turun bersamaku di Stasiun Gubeng. Sungguh ‘pemandangan’ yang jarang pernah aku lihat sebelumnya di kereta bisnis, komuter maupun kehidupan di sudut-sudut kota besar lainnya.

Mungkin memang seperti inilah kehidupan masyarakat kecil di negeri kita sesungguhnya…. etos kerja yang tinggi, penuh semangat, tidak mudah putus asa dan yang tidak kalah penting adalah ramah dengan siapapun. Itu seharusnya menjadi ciri khas negeri kita… sehingga meskipun seterjang apapun badai menghadang dan rintangan menjujung bukan lagi menjadi masalah dan halangan utama bagi kita untuk menciptakan Indonesia sejahtera dan bermartabat….

Semoga pengalaman yang aku dapatkan dengan Rp. 3.500.- ini menjadikan inspirasi bagi kita semua dan mampu bernilai lipatan jutaan kebahagiaan bersama masyarakat Indonesia. Amin…..